Rabu, 24 November 2010

kromatografi lapis tipis


“kromatografi lapis tipis:Ekstraksi antosianin (flavonoid) dari bunga dengan metode kromatografi lapis tipis”. Dimana, percobaan ini juga memilki tujuan sama seperti percobaan dua yaitu, untuk mengekstraksi antosianin (flavonoid) dari bunga serta memisahkannya dari senyawa lain dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis. Kromatografi itu sendiri dapat kita defenisikan sebagai suatu metode untuk memisahkan komponen-komponennya dari senyawanya berdasarkan perbedaan koefisien distribusi senyawa pada setiap larutan diantara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Sedangkan, antosianin itu sendiri merupakan pigmen yang larut dalam air yang terdapat dalam tumbuhan dengan memberi warna pada bunga, buah dan daun. Flavonoid itu pun merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar dan sebenarnya flavonoid itu sendiri terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga dipastikan dapat ditelaah ekstrak tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nectar, bunga, buah buni, dan bijinya.
            Adapun bahan-bahan yang kita gunakan dalam percobaan ini diantaranya ialah; bunga, larutan 1% HCl dalam methanol dan dua keeping plat TLC yaitu satu yang dipanaskan dan satu platnya tidak dipanaskan. Bunga disini berfungsi sebagai sampel dan sampel bunga yang kita gunakan adalah bunga sepatu yang berwarna merah pekat. Larutan 1% HCl dalam methanol bertindak sebagai eluen atau lebih dikenal dengan fase gerak yang berlaku dalam percobaan ini, sedangkan fase diamnya adalah plat TLC.
            Dalam percobaan ini kita menggunakan dua plat TLC yaitu ada yang dipanaskan dan ada plat TLC yang tidak dipanaskan. Dimana  ini sesuai dengan kromatografi lapis tipis yang dapat berlaku sebagai kromatografi adsorpsi ataupun kromatografi partisi. Dimana, untuk plat TLC yang dipanaskan dan merupakan fase diam ini berupa silica atau alumina yang dipanaskan pada suhu 105oC, maka air yang terdapat pada fase diam tersebut akan menguap sehingga proses ini merupakan proses adsorpsi. Dan apabila fase diam yang berupa plat TLC yang tidak dipanaskan maka proses yang terjadi adalah partisi diamana suatu zat akan terdistribusi diantara dua pelarut yang tidak saling campur yaitu fase gerak dan air yang terdapat pada fase diam. Adapun prinsip dari kromatografi partisi adalah migrasi senyawa berdasarkan perbedaan derajat kelarutan suatu zat dalam dua macam pelarut yang tidak saling campur dimana terdapat dua fasa yaitu fasa gerak dan fasa diam.
            Dalam percobaan ini beberapa warna yang kita dapat dari ekstrak yaitu untu plat yang dipanaskan komponen senyawa yang dapat diamati adalah berwarna pink dan ungu. Dan, untuk plat TLC yang tidak dipanaskan didapat komponen senyawa yang berwarna kuning dan ungu. Dimana, Rf  terendah terdapat pada plat TLC yang dipanaskan yaitu berwarna pink dengan nilai Rf adalah 0,27 sedangkan untuk  Rf yang tertinggi terdapat pada plat TLC yang tidak dipanaskan yaitu terdapat pada warna kuning dengan nilai Rfnya adalah 0,96. Plat yang dipanaskan memiliki laju kecepatan pelarut yang lebih cepat dibandingkan dengan plat yang tidak dipansakan. Tujuan plat TLC dipanaskan adalah untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat dalam plat TLC.