Rabu, 20 April 2011

Jabat Erat Awal Dari Kebersamaan

Jabat erat awal dari kebersamaan.
Berharap tak pernah ada perpisahan.
Hati ini terlanjur mengenal cinta darinya.
Erlanjur memulainya namun takut untuk diakhiri.
Dia yang jauh dimana, akankah masih menyimpan semua rasa itu?
Diats kaki langit kita pernah membangun pilar cinta.
Dengan asa dan cinta yang kita punya.
Akankah kebahagiaan menjadi milik kita lagi.
Untuk bahtera yang didamba.
Namun, desir ombak seperti menyadarkanku.
Tak terhitung ku lewati senja sampai hari ini kisah itu tak kembali menyapa.
Kurajut indah dalam setiap hembusan.
Ku tepis lara dalam setiap langkah.
Tak pernah aku mencari sakit hati ini.
Tapi mengapa justru aku yang menciptakannya.
Teruntuk diriku terlebih-lebih darinya.
Bersama dengan cinta adalah anugerah terindah dari-Nya.
Seraut wajah yang penuh kedamaian, telah membuat hati ini begejolak.
Bila ku ingat……
Selalu ada amarahku dalam langkahmu.
Engkau tak peduli dan selalu tersenyum untukku.
Dalam bisik, izinkan aku mengenangmu.
Hanya hati yang berbicara, bahwa diantara kita sudah tak ada lagi kisah.
Pada satu cinta yang belum diraih.
Tak perlu ada kenangan yang tercipta.
Cukup asa membangunnya….
Biarkan disela-sela lelah tersimpan sebuah asa.
Biarkan ku menatapmu lekat-lekat.
Mengembalikan seluruh bayangmu yang ada diruang kalbu.
Mungkinkah, sudah saatnya aku berhenti mencintaimu.
Agar tak ada luka lagi yang akan hinggap.
Bukan tiada penyesalan meninggalkanmu.
Namun, bersamamu sepertinya akn menyesal lagi.
Bukan karenamu…………….
Tetapi karena ku yang tak mampu membahagiakanmu.
Inikah yang dinamakan kebahagiaan???
Setelah air mata menyapa dan hati terluka.
Linangan air mata bukti ku sedang nestapa.
Cintamu yang berpura-pura membuatku terluka.
Cinta yang ku beri penuh ketulusan, sementara biarkan mengalir apa adanya.
Karena dihati yang retak oleh mu, masih tersimpan satu harapan engkau kembali.
Aku tidak punya keberuntungan memilikimu.
Mungkin ada penyesalan tapi ku takkan menyesal.
Aku punya mata hati.
Tetapi tetap saja aku tak mampu, melihat cinta engkau punya.
Untuk hati yang terlanjur tersakiti.
Telah membutakan hati untuk mengenal cinta.
Dalam impian terpatri impian.
Menyambut esok dengan harapan.
Ku lantunkan doa dalam hembusan, mengiringimu disetiap langkahmu.
Untuk satu cita dan asa.
Semoga engkau selalu bahagia.
Dan, Semoga engkau dan aku selalu bahagia meskipun tak bersama.
Biarkan perjalan kisah ini berakhir dengan sendirinya.
Karena sepenggal hati yang aku tinggalkan, akankah kau siram dengan kasih atau dibiarkan layu lalu mati.
Dan akhirnya tersisa hampa sebuah kisah.
Jika harus berakhir mengapa harus dipertahankan.
Semoga tiada duka diantara kita.
Demi masa lalu kita pernah saling mencintai.
Terimakasih atas bahagia.
Yang engkau persembahkan kepadaku.
Terlalu lama diriku berjalan didalam gelap.
Tiba waktunya untuk menghentikan semua,
Tiba waktu untuk melepaskan diri dari belenggu.
Melupakan semua yang pernah ada.
Melupakan segala lara, yang pernah ada.
Berhenti mencintai bukan tidak mencintai.
Berhenti mencintai pun bukan berarti tak bahagia.
Menyambut satu cinta dengan suka cita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar