Jumat, 08 April 2011

kisah ini

Tangan ini ternyata tak pernah berhenti menggoreskan tinta cinta.
Halaman demi halaman tak berkesudahan, ternyata namamu tetap terukir disana.
Namun tanpa kata untuk sebuah janji, tanpa sumpah untuk setia.
Hanya sebait doa diatas sajadah yang terus mengiringimu setiap langkahmu.
Namun, bila ku ingat…
Tanpa maaf kau menciptakan airmata.
Rindu yang aku rangkai tak lebih dari angin biasa.
Luka hatiyang kau torehkan masih membekas.
Karenamu aku bersahabat dengan airmata. Dan, malam ini sang bintang kembali menggodaku....menertawakanku yang dirundung rindu.
Lewat angin malam yang ku titipkan. Bahwa cintaku kini, masih utuh untukmu.
Hati ini tak ingin terusik, biarkan aku menikmati keindahan-keindahan yang kau ciptakan untukku dan hanya untukku.
Perlu kau tahu, kurajut indah dalam setiap hembusan, kutepiskan lara dalam setiap langkah. Bersamamu dengan cinta adalah anugerah terindah dari-Nya.
Tak sanggup ku lari dari kenyataan, berpura-pura tidak mencintaimu sangatlah menyakitkan. Namun, mencintaimu secara terang-terangan aku pun tak punya kemampuan. Bukan aku tak mencintaimu lagi......tapi engkau yang memaksaku mundur dengan tertatih-tatih.
Cintamu terlalu kejam, memaksaku melupakanmu.
Pernahkah kau tahu akupun ingin sepertimu, ingin dirimu bahagia.
Kau menganggap air mata ini tak berharga......
Namun aku sadar aku tidak punya keberuntungan untuk memilikimu.
Mungkin ada penyesalan tapi ku takkan menyesal.
Mungkin kebahagian semu namun ku bahagia.
Bukan salahmu jika engkau berlalu, bukan salahku jika aku masih mengharapkanmu.
Cinta pun tidak pernah salah. Hanya terkadang ia datang tidak tepat waktunya dan tak pada tempatnya. Dan bukan salah cinta yang tidak menyatu namun apakah pertemuan yang harus disalahkan.....???
Tak kan ku jadikan cinta ini belenggu, jika masih ada harapan.
Tak ada salahnya jika aku terus berharap, tapi bila waktunya tiba untuk melepaskan maka aku harus merelakan.
Cinta sesungguhnya adalah sebuah keikhlasan.
Mencintai bukan berarti harus memilki. Namun mencintai juga harus realistis.
Tidak mengorbankan kebahagiaan diri untuk sebuah kebelengguan.
Tak banyak lagi kata yang terucap, namun hanya hati yang mampu berbicara bahwa kita memang ditakdirkan harus begini.
Mungkin semuanya sudah harus berakhir, meski tanpa berjabat tangan.
Kuyakini tiada benci disanubari.
Karena engkau pun sepenggal kisah indah.
Dan kini, aku berdiri diatas lelah yang tersisa. Menanti didalam belenggu.
Haruskah aku menyerah pada nestapa atau bertahan pada cinta yang maya.
Seesungguhnya, ada banyak alasan untuk tidak mencintaimu lagi.
Tetapi......cukup dengan satu alasan untuk tetap bertahan dengan satu cinta.
Namun, ketika langkah mengayun pasti menuju asa dan harapan esok.
Pergilah kasih tanpa ragu........
Semoga kelak, jika kita kembali dipertemukan...
Tak pernah ada sesal diantara kita.
Hidup itu pilihan dan ini yang kita pilih....
Jalanmu jalanku......
Cinta yang kau titipkan. Biarlah tetap bersamaku...hingga tiba waktunya aku harus benar-benar merelakanmu. Karena, aku terlalu mencintaimu membuat aku takut kehilangan.
Izinkan aku untuk tetap tersenyum disetiap langkahmu.
Pintaku hanya satu....biarkan aku tetap mengenangmu.
Disela doaku, untuk satu cinta dan asa semoga engkau selalu bahagia disana.
Ku tahu kini tak perlu lagi ada airmata didalam cemas.
Semua telah nyata.........
Biarkan perjalanan cinta berakhir dengan sendirinya.
Hampir semua manusia mampu berteori tentang cinta. Dan teori itu tidak berlaku untuknya. Sebab saat cinta melukainya...teorinya pun ikut mati dan tak berdaya.
Terimakasih atas kejujuranmu.
Ketakutanmu mengecewakanku membuatku haru.
Dengan kesabaran yang tersisa. Bila pada akhirnya aku kecewa itu bukan karena mu. Dan untuk itu semua aku rela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar