Tak Pernah ada sesal

Sekian lama kita bersama, selama itu pula cinta terasa hampa.
Mungkinkah diantara kita memang tidak pernah ada cinta.
Namun, bila ku tak cinta.
Mengapa mata ini selalu mencari kemana bayangmu.
Mengapa hati ini menyimpan namamu.
Didalam sukaku ada tawamu.
Didalam dukaku ada airmatamu.
Akhirnya aku pun ragu, bahwa cintamu memang bukan untukku.
Tidak pernah ingin memupuk cinta ini apalagi benci.
Semua tumbuh dengan sendirinya.
Antara cinta dan benci, diriku hanya berhak memilih salah satunya.
Inginku menjerit menagih cinta untuk hati yang merana.
Cinta memang butuh kerelaan dan keikhlasan.
Tidak menyesal pernah mencintaimu. Meskipun aku hanya mendapatkan cinta semu.
Setidaknya aku telah menyadari kebodohan itu.
Mungkinkah mencintaimu adalah kesalahan terbesarku????
Berusaha tegar menghindari kerapuhan.
Yang sesungguhnya aku tidak punya kekuatan untuk itu.
Selain berpura-pura sabar dan pasrah, aku tak berdaya.
Naluriku berkata ada duka yang dalam menghimpitmu dan menghimpitku.
Dan firasatku pun berkata diantara kita ada satu penghabisan yang penuh dengan airmata.
Hati ini terlalu lemah untuk kau tinggalkan.
Mengapa cinta selalu membawa penderitaan.
Mengapa engkau tidak mengakhiri ketika belum memulai.
Harapan akan sebuah penghabisan yang indah sirna karena semuanya.
Walau sang mentari enggan menyapa lagi dan sang rembulan tak menampakkan diri lagi.
Namun, mengapa rindu ini tak berakhir...????
Mimpi indah bersamamu telah dirampas dan tak ada yang tertinggal.
Selain sisa-sisa airmata mengisi terik yang tak bercahaya.
Mengapa aku merasakan ada bagian yang hilang.
Saat engkau memutuskan untuk pergi. Meninggalkanku dalam kesendirian.
Aku tak ingin cerita ini usai........namun ini lah takdirku dan takdirmu.
Bukan kecewa yang membuatku ingin berlalu.
Tapi cintalah yang menghendaki ku pergi.
Bahagiamu adalah bahagiku.
Setiap yang terlewati adalah kenangan terindah.
Walaupun pada akhirnya kita tak bersama, namun ada kisah untuk bercerita.
Mengisahkan diantara kita pernah ada cinta.